06 September 2009

Koi oh Koi…….

Inna lillahi wa inna ilahi rajiun……
Segalanya yang ada di dunia ini emang punya Sang Maha Mempunyai (Sang Khaliq). Dan hanya kepadaNya seharusnya makhluk ciptaannya itu kembali. 

Dua hari yang lalu, orang administrasi SMA sedang kehilangan. Orang tua, nenek, kakek, saudara atau anak? Bukan, bukan itu. Di luar dugaan, yang ’kembali’ kepada Sang Khalik adalah si Putih Manis. Yang tiap harinya berenang di kotak kaca bening. Yang menjadi tontonan indah bagi yang lewat atau seliweran di depan kantor. Ya... Koi Putih. Yang sudah sekian tahun menjadi hiasan di sudut samping pintu masuk. Juga telah menjadi incaran beberapa tamu yang pengen memiliki. 

Emang langka, koi ini sulit dicari. Warnanya putih mulus, ukurannya lumayan besar. Ikan yang panjangnya sekira 21 cm ini dimiliki secara tidak sengaja. Bermula dari berburu ikan hias untuk mengisi kolam depan pondok beberapa tahun yang lalu. Perburuan itu dilakukan di pasar. Didapatlah secara tidak sengaja, diantara ikan-ikan hias itu terdapat seekor yang putih mulus. Dari situlah mulai dipelihara. Dan ternyata bisa besar dan cukup bisa untuk cuci mata. Setelah matinya ikan ini, sebenarnya teman-teman mulai hunting. Tetapi apa yang mengejutkan mereka, harganya. Wow. Sepasang mencapai yang cukup merogoh kantong dalam-dalam. 

Matinya pun juga tidak disengaja. Bermula saat membersihkan akuarium tempat koi bersemayam bersama teman-teman ikan. Yang dilakukan oleh beberapa santri. Nah, ketika selesai dari bersih-bersih itu diisilah akuarium itu. Ya gimana lagi, mungkin gak tau ukuran air yang pas untuk ikan atau emang kelupaan, airnya terlalu sedikit. Terlalu minim. Ya, dengan sedikitnya air itu, menjadi sebab matinya koi itu. ”Mo gimana lagi udah mati,” seloroh seorang staf dengan nada berat.

--------

Pelajaran yang dapat kita ambil, 
Pertama. Kita gak tau, apa benar, yang membuat mati ikan itu airnya atau yang lain seperti ulah santri tersebut. Yang jelas hidup mati adalah rahasi Allah SWT. Dia-lah yang berkuasa atas makhlukNya. Makhluk termasuk manusia hanyalah sebuah mahakarya ciptaanNya. Yang notabene tak bisa berbuat apa-apa. Ya... sekedar dilakokne oleh Sang Dalang. Dia adalah Dzat Al Ghaib Yang Wajibul Wujud. Ikan tersebut hanyalah sebuah simbol, bahwa hidup dan mati itu terjadi sewaktu-waktu, dimanapun tempatnya dan dalam kondisi apapun itu. 

Kedua. Dalam bertindak kita harus berhati-hati dan teliti. Nguras dan membersihkan akuarium atau kolah adalah hal yang sepele tapi bila dilakukan dengan tidak hati-hati atau teliti, ternyata bisa mengganggu keberlangsungan hidup makhluk lain. Seperti ikan koi putih tadi. Bahkan sampai menemui matinya.

Ketiga. Dalam hidup cintailah dengan sedang-sedang saja (kecuali kepada Allah SWT.....). Disini dituntut apabila kita mencintai sesuatu baiknya kita tidak mencintai secara berlebih-lebihan dan bila membenci juga jangan berlebih-lebihan. (shd)

2 komentar:

Go Blog mengatakan...

walah... walah.... tak kiro sopo seng ninggal... bak Nooow Mor iwak Tow... hahahahahahahah.... pie sep wach perlu belajar ama Boz jurnalist niech biar bisa nulis bagus kek githu... heheehh...

sai juga turut berduka cita aja .... Moga cepet dapet penggantinya si Koi.. Biar ada yang ngramein lagi.. Kantornya... heheheh... Peace.>!!!!

Anonim mengatakan...

oke-oke.... thanks.
emang kita perlu belajar bareng-bareng.
yang punya kantor, moga cepet dapet ganti ikannya....

Posting Komentar

 

©2009 WARTA POMOSDA | by TNB